Monday, December 2, 2019

Lelang 20.000 Ton Beras

Sekitar 20.000 ton beras Bulog turun kualitas serta terancam busuk sebab telah disimpan lebih dari empat bulan. Direktur Penting Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) menjelaskan, ada banyak pola untuk pemakaian beras turun kualitas itu tak perlu dihilangkan.



Ada empat pilihan pendayagunaan beras itu, salah satunya di jual dengan harga terjangkau bila dikatakan masih wajar mengonsumsi. Lalu, dialih-fungsi jadi tepung atau pakan ternak. Paling akhir bila memang tidak wajar mengonsumsi karena itu beras itu bisa diproses jadi ethanol.

Baca Juga : Biaya Kuliah PNJ

Buwas menerangkan, proses di atas bisa dikerjakan dengan lelang. Nanti, juara lelang yang akan mengolah peralihan peranan itu.

"Akan dilelang terserah ingin jadi apa kelak. Contohnya ia lelang ingin jadi tepung, ya tetapi harus menjadi tepung. Lelang jadi pakan ya harus menjadi pakan," jelas Buwas di kantornya, Jakarta, Selasa (3/12/2019).

Bulog akan terima hasil lelang yang lebih rendah dari harga semestinya. Perum seterusnya akan minta uang beda penjualan pada pemerintah.

Maka, Bulog akan meminta ubah uang beda penjualan pada pemerintah.

"Uangnya untuk Bulog, kelak kita lapor negara uang lelang demikian, dahulu belinya dilelang. Kelak kita tinggal meminta selisihnya," tuturnya.

Buwas menerangkan, beras yang terancam busuk itu di jual pada harga Rp 5.000 per kg (kg), sedang Harga Eceran Paling tinggi (HET) beras Bulog Rp 7.300, karena itu beda Rp 2.300 nya harus ditukar pemerintah.

Baca Juga : Politeknik Negeri Jakarta

"Sebab ini adalah CBP karena itu kita kemukakan beda harga barusan, pada harga jualnya. Itu telah ada ketentuannya. Jadi bukan bermakna saya minta-minta atau mengemis-ngemis juga. Serta semuanya titik pada akhirnya berada di Menkeu. Kan yang bayar, uangnya, kan berada di Menkeu. Tempo hari Bu Menkeu telah katakan akan dirapatkan serta dihitung. Barusan ya hitungannya beda jika di jual dengan harga terjangkau," kata Buwas.

Tetapi, dalam melakukan lelang itu Buwas akan menanti kejelasan jika Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati siap mengubah beda penjualan.

"Kelak nantikan Bu Menkeu bila ada kebijaksanaan jika negara akan membayar selisihnya. Ini hari tidak dapat apa-apa. Saya ketahui Bu Menkeu telah mempersiapkan ini, cuma ketetapannya belum, menanti rakortas," tandas ia.

No comments:

Post a Comment