Bubble tea kembali jadi pembicaraan. Dalam satu video kelihatan seorang dokter membedah satu organ yang didalamnya seperti boba. Seperti apa sich trennya serta apa siaga bahayanya?
Bubble tea ialah minuman teh yang digabung dengan susu dan ditambah lagi dengan pearl atau boba. Boba dalam bubble tea dibuat dari tapioka hingga membuahkan struktur yang kenyal.
Konsumsi bubble tea sekarang seperti kopi, telah jadi trend dari pola hidup warga ibu kota. Tidak hanya diketahui akan rasa-rasanya, dampak negatif dari bubble tea disoroti.
Satu broadcast tentang boba kembali viral di sosial media. Di video itu, seorang dokter memperlihatkan salah satunya organ dalam seperti kantong. Saat organ itu di bedah, keluarlah butiran-butiran hitam yang dipercaya jadi boba.
Baca Juga : Biaya Kuliah UNPAD
Tetapi pasti jangan langsung yakin. Sebab butiran-butiran seperti boba itu bisa kristal batu empedu. Sebab boba sebetulnya dibuat dari tapioka yang susah diolah dalam perut. Tapi, pencernaan berlangsung bukan sekedar dengan kimiawi di perut, tapi diawali pada mulut dengan mekanis.
Lepas dari video hoax yang viral, ada banyak hal yang penting kamu cermati berkaitan biasanya konsumsi bubble tea. Dikutip dalam The Star (13/08) Dr Tan Wee Yong serta pakar gizi Kong Woan Fei memberi keterangan:
1. Berat Tubuh Naik
Resep bubble tea yang banyak dipakai ialah gula. Rasa-rasanya yang manis membuat bubble tea dapat membuat berat tubuh naik. Rata-rata satu cangkir bubble tea memiliki kandungan 20 sendok teh gula. Untuk orang dewasa yang sehat normal, dianjurkan untuk ambil tidak lebih dari 8 sendok teh gula satu hari.
Kong menjelaskan, bubble tea dapat meningkatkan konsumsi kalori harian kamu. Satu gelas bubble tea minimal memiliki kandungan 370 Kkal ditambah lagi boba 150 Kkal.
2. Beresiko Diabetes
Konsumsi minuman manis dengan teratur dapat jadi salah satunya unsur penyebab diabetes. Dr Tan menjelaskan minum bubble tea tidak mengakibatkan diabetes dengan cara langsung. Tetapi kandungan gulanya bisa memunculkan efek tinggi bukan sekedar diabetes, dan juga imunitas yang rendah serta kerusakan gigi.
Bila ingin minum bubble tea, pakar gizi Kong merekomendasikan untuk minta lebih sedikit gula serta jarang konsumsi.
3. Kalori Kosong
Baca Juga : Universitas Padjajaran
Makanan atau minuman yang minim zat gizi disebutkan memiliki kandungan kalori kosong. Bila disaksikan dari formasi bubble tea, yang makin banyak dipakai adalah gula. "Tidak ada nilai gizi dari minuman tinggi gula," jelas Kong.
4. Tidak Pas untuk Anak serta Lanjut usia
Menurut Dr Tan, bubble tea tidak pas dikonsumsi beberapa anak atau lanjut usia. Sebab bubble tea memiliki kandungan pewarna serta zat penambahan makanan khusus. Ini bisa mengakibatkan anak jadi hiperaktif.
Untuk lanjut usia, skema pencernaan mereka lebih lamban serta kurang aktif, hingga zat penambahan makanan bisa mengakibatkan masalah pencernaan. Bola-bola tapioka alias boba ini susah diolah.
Kong memberikan tambahan, satu gelas bubble tea memiliki kandungan 3x makin banyak gula dibanding sekaleng minuman mudah.
Timbulnya trend serta kegilaan beberapa penggemar bubble tea ini karena disebabkan minuman ini Instagramable. Walau harga yang ditawarkan lumayan mahal, tetapi dilapisan anak muda, mengonsumsi minuman ini kelihatan "bagus".
Dari beberapa siaga bahaya bubble tea, tentu saja kamu dapat lebih pandai pilih minuman yang sehat buat badan.
No comments:
Post a Comment