Kapolres Lamongan AKBP Harun menjelaskan momen itu berlangsung pada Sabtu (18/1) malam. Waktu itu korban, SHP, hadir ke sekolah saat malam hari untuk mengatur surat administrasi kepentingan ijazah.
Baca Juga : Biaya Kuliah UI
SHP adalah siswa kelas 10 Madrasah Aliyah (MA) Dagan Solokuro Lamongan. Gedung MTs serta MA Dagan ada pada sebuah komplek sekolah. Waktu SHP hadir ke sekolah, Sultoni melakukan tuntunan belajar di kelas.
SHP kebetulan melalui di samping kelas yang diampu Sultoni. Waktu berjalan melalui di samping kelas, SHP menunjuk-nunjuk pada siswa yang turut tuntunan belajar dengan memakai jari tengah berulang-kali.
"Sebab sikap dari korban itu dipandang kurang sopan, terduga jadi geram serta menjelaskan 'oo nongko bosok (nangka busuk) serta dijawab oleh korban 'timbang sampean gawe kreto satria gak dadi' (daripada kamu bikin motor balap satria tidak usai)," kata Harun waktu launching pengungkapan masalah di Mapolres Lamongan, Selasa (21/1/2020).
Setelah itu, kata Harun, SHP turun di lantai tempat parkir motor yang waktu itu telah dinanti oleh 2 orang temannya. Saat telah di lantai bawah dekati motor, mendadak terduga memukul korban dengan tiang besi net badminton serta tentang pelipis kiri atas mata korban, sampai korban cedera berdarah. Menurut orangtua SHP, anaknya tidak sadarkan diri selesai dipukul.
Baca Juga : Universitas Indonesia
"Kemudian terduga pergi serta ke-2 saksi mengantarkan korban pulang, selanjutnya oleh orangtua korban dibawa ke klinik untuk perlakuan medis," tutur Harun sambil minta beberapa guru untuk lebih bersabar dalam segalanya.
Sultoni sendiri di depan polisi akui menyesal atas tindakan yang telah dia kerjakan pada muridnya sendiri. Sultoni menyebutkan sebetulnya dia ingin berdamai dengan korban serta keluarga tetapi menanti situasi dingin.
"Ya pak saya menyesal. Saya ingin damai tetapi menanti situasi dingin dahulu," kata Sultoni.
No comments:
Post a Comment