Monday, April 15, 2019

Tangkal Radikalisme, Kemenag Susun Buku Moderasi Beragama

Dunia pendidikan, terutamanya pendidikan Islam menggenggam peranan penting dalam mencegah paham-paham keagamaan yang intoleran serta radikal. Ini jadi keprihatinan bersamanya.

“Kita mesti kerja cepat serta pas dalam usaha sebarkan memahami keagamaan yang moderat dengan berbagai strategi”, kata Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag), Imam Sefe’i waktu Focus Group Discussion Pokja Moderasi Beragama Ditjen Pendidikan Islam, di Jakarta, Selasa 26 Maret 2019.

Baca juga : Jurusan di UPH

Satu diantara taktik itu, kata Imam Safe’i, membuat buku dengan beberapa konten moderasi yang akan dipakai oleh aktor pendidikan dibawah Kemenag, dosen, guru, ustaz, serta mahasiswa.

Doktor Penelitian lulusan Kampus Negeri Jakarta ini menjelaskan buku putih atau buku induk moderasi beragama yang tengah di susun oleh Pokja, nanti akan di turunkan ke tips implementasi dengan lebih detil.

Ada implementasi moderasi beragama pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), Madrasah, PAI di Sekolah serta implementasi moderasi beragama pada ponpes.

Ketua Pokja Moderasi Beragama, Aceng Abdul Aziz akui menggandeng penulis-penulis yang mumpuni untuk menolong Ditjen Pendis membuat buku-buku moderasi. “Saat ini sudah ada hampir keluar dua buku moderasi beragama serta sekarang akan menyusul buku putih atau buku induk untuk menguatkan literasi dikalangan pendidikan Islam”, kata Aceng.

Aceng memberikan, tidak hanya pengaturan buku, tengah dikerjakan pengawalan terbitnya Ketentuan Menteri Agama (PMA) Moderasi Beragama serta menggerakan stakeholders Ditjen Pendidikan Islam.

Kepala Seksi Kemahasiswaan, Ruchman Basori menjelaskan, ikhtiar untuk memprioritaskan moderasi beragama di kelompok mahasiswa PTKI tengah dikerjakan dengan serius dengan mendesain lagi serta merevitalisasi program-program kemahasiswaan.

Baca juga : Jurusan di USAKTI

“Kegiatan penyambutan mahasiswa baru seperti Pengenalan Budaya Akademik serta Kemahasiswaan (PBAK) jadi pintu masuk menguatkan moderasi beragama”, tuturnya.

Diluar itu lanjut Ruchman ialah pengaturan serta pembinaan organisasi kemahasiswaan (ORMAWA) yang diorientasikan pada penguatan moderasi, serta berbagai dukungan peraturan serta fasilitasi buat tumbuhnya pandangan serta kultur budaya moderat serta damai.

Pekerjaan FGD dibarengi oleh semua Grup Kerja (Pokja) Moderasi Beragama untuk mengakhiri beberapa mandat buat moderasi beragama di kelompok Ditjen Pendidikan Islam

No comments:

Post a Comment