Sunday, September 9, 2018

500 Penyuluh KB diberi beasiswa S1


Tubuh Kependudukan serta Keluarga Merencanakan Nasional (BKKBN) serta Kampus Terbuka (UT) meneken nota kesepakatan atau memorandum of understanding (MoU) pelaksanaan program beasiswa periode panjang strata satu (S1) petugas lapangan keluarga merencanakan (PLKB).

Dari kerja sama itu, pada tahun ini ada 500 penyuluh yang akan terima beasiswa S1. MoU itu diteken dalam pembukaan Koalisi Rencana Program Biaya Pembangunan Kependudukan, Keluarga Merencanakan serta Pembangunan Keluarga Nasional I (Koren I) Tahun Biaya 2015 yang diselenggarakan pada Senin-Rabu (12-14/5) di Nusa Dua, Denpasar, Propinsi Bali, Senin (12/5/2014).

Baca juga: Akreditasi Prodi POLINES

Kepala BKKBN Fasli Jalal menyampaikan, penandatangan serta pemberian beasiswa S1 ini ialah bentuk perhatian pada PLKB. Pendidikan S1 ini, katanya, untuk menaikan tunjangannya serta perpanjang umur pensiun sampai 60 tahun.

Dia menjelaskan, tidak hanya melakukan pekerjaan mereka bisa sekalian belajar diinginkan 2-3 tahun beberapa penyuluhu dapat sarjana. Dia janji program ini selalu dikerjakan pada semua PLKB hampir sampai 15.000. Awal mulanya penyuluh sejumlah 42.000.

"Kecanggihan di UT bisa bekerja bersama baik di tingkat PLKB atau staf. Mereka kan ujung tombak kita. Menjadi pendidikannya mesti ditingkatkan," kata Fasli di Denpasar, Senin (12/5/2014).

Rektor UT Tian Belawati menyampaikan, penandatangan MoU berlangsung karena BKKBN ingin tingkatkan kompetensi serta kwalifikasi dari beberapa penyuluh KB di lapangan.

Menurut Kepala BKKBN, katanya, ada seputar 12.000 lebih dari penyuluh KB yang belumlah berpendidikan sama dengan S1. Walau sebenarnya penyuluh KB itu sebaiknya mempunyai kulaifikasi serta kualitas sama dengan sarjana.

Kerja sama juga dengan UT dikerjakan karena lihat beberapa penyuluh KB yang ada di lapangan serta menyebar di semua Indonesia. Mulai di tingkat kecamatan bahkan juga di tingkat desa.

"Nah jika mereka kuliah di perguruan tinggi tatap muka pasti mereka mesti dicabut dahulu dari darerahnya, di kirim ke kampus spesifik contohnya kemana saya tidak tahu," kata Tian di Denpasar.

Baca juga: Akreditasi Prodi ISI SOLO

Jika di UT, beberapa penyuluh itu tidak perlu ke mana-mana. Karena UT itu skema pembelajarannya jarak jauh. Mereka dapat meneruskan kuliah masih ditempat kerjanya serta masih tetap bekerja. Di UT pembelajarannya diutamakan pada evaluasi mandiri.

Pertolongan belajar serta panduan itu semua dikerjakan pada sabtu serta minggu. "Insya Allah tidak menggangu pekerjaan mereka menjadi penyuluh, " katanya.

BKKBN serta UT menartgetkan semua penyuluh bisa diikutsertakan dalam program ini. Tetapi untuk tahun 2014 ini akan mulai dengan memberi beasiswa untuk 500 orang. Yang akan datang, akan berkembang lagi.


No comments:

Post a Comment