Friday, January 18, 2019

Kementan Gelar Program Berbasis Responsif Gender

Kementerian Pertanian (Kementan) lewat Direktorat Jenderal Prasarana serta Fasilitas Pertanian (PSP) sukses lakukan Tanggap Gender dalam pengaturan kebijaksanaan. Perihal ini sesuai dengan Inpres No 9 tahun 2000 yang mengamanatkan supaya program pembangunan biasanya bisa menanggapi kekuatan, persoalan, keperluan, serta kebutuhan sumberdaya manusia yang jadi subyek pembangunan, yang terbagi dalam lelaki serta wanita.

"Karena itu, semua instansi pemerintah baik pusat ataupun daerah harus mengintegrasikan segi gender dalam pengaturan kebijaksanaan, program serta pekerjaan sesuai dengan tupoksi," tutur Direktur Jenderal PSP Kementan, Dadih Permana, dalam info sah, Rabu (16/1/2019).

Bahkan juga Kementan mencapai penghargaan paling tinggi Anugerah Parahita Ekapraya (APE) 2018 kelompok tutor, tingkat kementerian/instansi (K/L). Kementan dipandang jadi kementerian yang mempunyai prinsip dalam usaha wujudkan kesetaraan gender serta pemberdayaan wanita dalam program serta kegiatannya.

Baca juga : Biaya Kuliah UNIMAL - Pendaftaran UNIMAL

Ditjen PSP telah membuat pekerjaan percontohan dalam topik optimasi tempat tanggap gender semenjak tahun 2012 serta selalu berkepanjangan. Salah satunya Peningkatan Irigasi Partisipatif (PIP) Tanggap Gender, Pilot Proyek Optimasi Tempat Tanggap Gender lewat pekerjaan Konservasi Tempat, Pilot Proyek Optimasi Tempat Tanggap Gender lewat pekerjaan Pemakaian Tempat Pekarangan serta Pilot Proyek Optimasi Tempat Tanggap Gender lewat pekerjaan Integrasi Tempat Sawah serta Ternak Itik.

Lalu ada Pilot Proyek Optimalisasi Tempat Tanggap Gender lewat Pengintegrasian Ternak Kelinci dengan area tanaman pangan/hortikultura, Pilot Proyek Optimalisasi Tempat Tanggap Gender lewat Pengintegrasian Ternak Kelinci, Kambing serta Itik, serta Pilot Proyek Optimalisasi Tempat Tanggap Gender lewat Pengintegrasian Ternak Kambing.

"Pilot percontohan Peningkatan Irigasi Partisipatif (PIP) Tanggap Gender dikerjakan P3A Triguna Tirta di desa Srikayangan, Sentolo, Daerah Spesial Yogyakarta," katanya.

Sesaat, Pilot Proyek Optimasi Tempat Tanggap Gender lewat konservasi tempat dikerjakan di dua propinsi. Yaitu Jawa Barat (Kabupaten Bogor) serta Jawa Tengah (Kabupaten Purbalingga serta Banjarnegara).

"Pekerjaan optimasi tempat lewat konservasi tempat ini diperuntukkan untuk menahan degradasi tempat, erosi, banjir serta yang lain. Lewat pekerjaan dem farm serta kursus dengan menyertakan patisipasi petani lelaki serta wanita dan tingkatkan pengetahuan serta keterampilan petani dan kesejahteraan keluarga petani," tutur Dadih.

Pekerjaan Pemakaian Tempat Pekarangan dikerjakan di lima propinsi. Salah satunya Jawa Barat (Kabupaten Bogor), Jawa Tengah (Kota Semarang), Daerah Spesial Yogyakarta (Kota Sleman), Jawa Timur (Kabupaten Jombang) serta Banten (Kota Serang).

Sesaat Integrasi Tempat Sawah serta Ternak Itik dikerjakan di dua propinsi. Yaitu Jawa Barat (Kabupaten Subang serta Cirebon) serta Jawa Tengah (Kabupaten Banyumas serta Cilacap).

Pilot Proyek Optimalisasi Tempat Tanggap Gender lewat Pengintegrasian Ternak Kelinci dengan Area Tanaman Pangan/Hortikultura, dikerjakan di propinsi Jawa Tengah (Kabupaten Banyumas serta Banjarnegara) serta Jawa Timur (Kabupaten Malang serta Bojonegoro).

Baca juga : Biaya Kuliah UNSYIAH - Pendaftaran UNSYIAH

Pekerjaan Pengintegrasian Ternak Kelinci, Kambing serta Itik, sudah dikerjakan di Propinsi Sumatra Utara (Kabupaten Karo), Sumatera Barat (Kabupaten Bukittinggi), Jawa Barat (Kabupaten Bandung), Jawa Tengah (Kabupaten Purbalingga, Wonosobo, Banyumas, Banjarnegara), serta Jawa Timur (Kabupaten Klaten serta Malang).

Pengintegrasian Ternak Kambing, sudah dikerjakan di Propinsi Sumatra Utara (Kabupaten Karo), Jawa Barat (Kabupaten Bandung, Ciamis, Cirebon serta Kuningan), Nusa Tenggara Barat (Kabupaten Sumbawa), Jawa Timur (Kabupaten Klaten), serta Jawa Tengah (Kabupaten Banjarnegara serta Banyumas).

Sekretaris Dirjen PSP Kementan, Mulyadi Hendiawan, memberikan sesuai dengan hakekat Pengarusutamaan Gender yakni pemberian peluang yang sama pada lelaki serta wanita untuk berperan serta dalam pekerjaan pembangunan. Terutamanya pertanian serta memberi faedah yang bisa dirasa oleh semua pihak.

"Arah penerapan pekerjaan percontohan berbasiskan tanggap gender ini untuk tingkatkan keterlibatan serta kesadaran petani (lelaki serta wanita) dalam pekerjaan optimalisasi tempat. Setelah itu, akhir dari pekerjaan ini diinginkan bisa tingkatkan kesejahteraan petani lewat penambahan penghasilan, yang efeknya dirasa oleh keluarga petani dan penduduk seputar (laki- laki, wanita serta anak-anak)," jelas Mulyadi.

No comments:

Post a Comment