Pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional XXVII di Medan serta Deliserdang, Sumatera Utara (Sumut) menaruh banyak narasi menarik beberapa pesertanya. Terpenting mereka yang rasakan sendiri guncangan dahsyat gempa bumi di Nusa Tenggara Barat (NTB) serta Sulawesi Tengah (Sulteng) saat menyiapkan diri jadi peserta MTQ.
Baca juga: Akreditasi Prodi ATMI
Siang tempo hari hawa cukuplah panas. Matahari cemerlang jelas. Tidak ada awan yang menghambat cahayanya menyerang ke bumi. Jalan raya jalan ikut macet penuh kendaraan. Tiada kemauan kuat serta keikhlasan, tidak mungkin orang dapat melalui keadaan itu dengan senyuman.
Akan tetapi, Hairunnisa Makarau yang barusan sampai di Asrama Haji Sumut justru raut muka tunjukkan demikian sebaliknya. Gadis berusia 20 tahun itu masih tampak ketertarikan serta semangat ke arah Aula King Abdul Aziz, salah satunya venue lomba MTQ untuk cabang Tilawah Alquran Kelompok Cacat Netra. "Ini pertama-tama saya turut MTQ Nasional," kata Nisa, panggilan akrab Hairunnisa Makarau, Selasa (9/10/2018).
Nisa ialah anggota kafilah dari Propinsi Sulawesi Tengah yang rasakan gempa besar menempa Kota Palu, Sigi, serta Donggala, akhir September kemarin. Waktu guncangan dahsyat berlangsung, siswi kelas 2 SMU SLB Muhammadiyah Palu itu tengah ikuti karantina di Asrama Haji Palu. "Alhamdulillah saya serta keluarga selamat," tuturnya.
Bungsu dari 6 bersaudara ini menceritakan, dia sukses selamatkan diri sebab dapat keluar dari asrama. Walau tidak lihat, tetapi Nisa mengakui ingat arah ke arah pintu keluar. Dengan memercayakan ingatannya ia berjalan sekalian meraba-raba tembok atau benda di sekitarnya. Nisa sudah sempat terjatuh waktu berbelok ke arah pintu keluar. Mujur ada temannya yang membantu. "Saya lalu mengungsi di muka asrama haji," katanya.
Baca juga: Akreditasi Prodi ITB
Keberangkatan kafilah Propinsi Sulteng ke Medan tidak gampang. Beberapa peserta MTQ serta official pergi pada 4 Oktober ke arah Balikpapan dengan menumpang pesawat hercules. Mereka lalu meneruskan penerbangan transit di Surabaya serta baru sampai Medan di hari selanjutnya. "Sampai sekarang ini saya masih tetap trauma, ditambah lagi di Medan ini saya bermalam di hotel di lantai 5," tutur Nisa.
Hairunnisa mengakui suka sebab pada pembukaan MTQ Nasional di Sumut, Presiden Jokowi mengirim doa Alfatihah untuk penduduk Palu. Itu tunjukkan jika penduduk Indonesia mempunyai perasaan sama-sama perduli dengan yang lainnya. "Pak Presiden, terima kasih sekali sebab perhatiannya pada penduduk kota Palu serta sekelilingnya," tutur Nisa yang bercita-cita jadi guru.
No comments:
Post a Comment