Ada panorama cukup berlainan selesai upacara peringatan hari Sumpah Pemuda di kantor Kementrian Desa Pembangunan Daerah Ketinggalan serta Transmigrasi (Kemendesa PDTT). Tersirat keceriaan peserta upacara diwarnai baju ciri khas Tanah Papua yang dipakai oleh peserta upacara itu.
Dengan spesial, Menteri Desa PDTT, Eko Putro Sandjojo terima 262 orang lebih peserta dari propinsi Papua serta Papua Barat yang tengah ikuti Lokakarya Pelajari Akhir Tahun Program Pembangunan Desa Mandiri (PPDM), yang dilangsungkan di Jakarta semenjak hari Sabtu, 27 Oktober sampai 31 Oktober 2018.
Baca juga: Akreditasi Prodi USAKTI
Keyakinan diri serta semangat peserta lokakarya seolah-oleh tengah dipompa pada saat dengarkan instruksi dalam dialog mereka bersama dengan Menteri Desa PDTT, di ruang penting Kemendesa PDTT. Menteri mennyajikan beberapa kutipan beberapa video pendek inspiratif, supaya kampung-kampung di Papua serta Papua Barat dapat juga mencotoh serta sama-sama belajar dengan beberapa desa yang sudah sukses mengurus Dana Desa yang telah mandiri serta jadi sumber perkembangan.
Satu hari awal mulanya, Direktur Jenderal (Dirjen) Pembangunan serta Pemberdayaan Penduduk (PPMD) Kemendesa PDTT, Madjid Taufik Madjid, buka acara lokakarya itu. Acara itu dibarengi oleh beberapa pendamping PPDM di Tanah Papua, serta beberapa petinggi pemerintah propinsi Papua serta Papua Barat, dan unit kerja (satker) dari 13 kabupaten serta 2 propinsi di pulau cendrawasih itu.
Pekerjaan ikut mendatangkan beberapa petinggi Eselon II dari Kemendesa PDTT, Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Dalam Negeri, Pengelola Kas Negara, Tubuh Pengawasan Keuangan serta Pembangunan, serta perwakilan instansi donor International Fund for Agriculture Development (IFAD) di Indonesia. Tahun kedepan, PPDM akan dilanjutkan di Tanah Papua lewat biaya dari Kemendesa PDTT.
Hal itu menjawab masukan yang awal mulanya dikatakan dalam paparan dari perwakilan peserta yang dikatakan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Penduduk Kampung, Johny Rumbruren. Masukan penduduk yang dikatakan ialah supaya PPDM selalu bersambung serta ditingkatkan untuk kesejahteraan penduduk kampung-kampung di Tanah Papua.
Madjid menuturkan, arah penting PPDM ialah dalam rencana menjalankan salah satunya misi penting dari Kementerian Desa PDTT, yaitu mengikuti penduduk di desa/kampung, termasuk juga mendayakan piranti kampung, agar bisa lebih mandiri serta sejahtera, berbasiskan kekuatan yang dipunyai masyarakatnya.
Dalam Petunjuk Presiden (Inpres) Nomer 9/2017, katanya, ada 17 butir petunjuk Presiden pada 25 menteri, 2 kepala tubuh negara, 2 gubernur serta semua bupati/wali kota di Propinsi Papua serta Propinsi Papua Barat. Peraturan itu mengenai Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Propinsi Papua serta Papua Barat. Pada kerangka itu, Kementerian Desa PDTT ikut memberi perhatian dengan spesial untuk lokasi ini.
Baca juga: Akreditasi Prodi UPH
“PPDM adalah salah satunya usaha Kemendesa PDTT dalam membuat terobosan dalam pemberdayaan serta keterlibatan penduduk, sekaligus juga pengembangan untuk pembangunan manusia, menangani ketimpangan antardaerah, dan menumbuhkan daya saing lokasi,” katanya.
PPDM mengutamakan utamanya upaya-upaya yang lebih fundamental, terpenting dalam pemberdayaan penduduk desa di lokasi pesisir serta penguatan perangkat desa/kampung untuk kesejahteraan beberapa petani serta nelayan. Rintangannya ialah, tidak cuma pemberdayaan sampai pertolongan tehnis pada penduduk serta aparat kampung di Tanah Papua, tetapi ikut di hilir program supaya pemasaran komoditas favorit beberapa petani/nelayan yang didampingi PPDM bisa berefek pada mata penelusuran serta kesejahteraan.
Dari pelajari kapasitas PPDM, terdaftar untuk biaya tahun ini, 117 desa/kampung (dari 224 kampung) dampingan PPDM sudah membagikan Dana Desa mereka dengan keseluruhan total Rp19 miliar untuk pekerjaan ekonomi produktif pertanian yang dituangkan dalam Biaya Penghasilan serta Berbelanja Kampung (APBK).
Sekarang ini 610 kelompk tani/nelayan yang aktif dalam tiap-tiap tingkatan PPDM. Petani rumput laut di kabupaten Fak-Fak, Yapen, Kaimana serta Raja Ampat sekarang makin memahami mata rantai niaga rumput laut. “Mereka diinginkan bisa terhubung pasar lebih luas. Pasar yang pro-petani untuk menyimpan beberapa komoditas favorit yang lain, seperti kopi, sagu, kakao, vanili serta komoditas favorit yang lain,” ujarnya.
No comments:
Post a Comment