Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan prinsip meningkatkan bawang putih nasional dengan tujuan sampai swasembada bawang putih seperti yang sempat diraih pada masa 1994-1995. Waktu itu, produksi bawang putih nasional sampai 152.000 ton, serta luas area tanam lebih dari 21.000 hektare (ha).
Sesaat sekarang ini, luas area tanam bawang putih nasional selalu tergerus sampai tersisa seputar 2.000 ha dengan produksi cuma 20.000 ton per tahun. Walau sebenarnya, keperluan nasional lebih dari 500.000 ton setahun. Kuatnya arus import bawang putih, terutamanya dari China, dikatakan sebagai pemicu turunnya produk lokal dari tahun ke tahun.
Baca juga: Akreditasi Prodi UMS
Direktur Sayuran serta Tanaman Obat Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto mengaku, bawang putih lokal sekarang ini kalah bersaing dibanding bawang putih import asal China atau India. Prihasto menuturkan, sekarang ini cost inti produksi petani bawang putih Indonesia masih tetap di rata-rata Rp11.000/kg. Sesaat di China, cost produksi cuma seputar Rp5.000/kg serta di India bahkan juga cuma seputar Rp2.000/kg.
"Tetapi bukan bermakna produk kita jadi tidak bersaing. Kita miliki kelebihan komparatif spesifik, diantaranya aroma yang lebih kuat," tutur Prihasto dalam info tercatat, Minggu (28/10/2018).
Kementan, tegas ia, begitu mengerti utamanya segi bersaing ini serta selalu menggerakkan supaya cost produksi dapat didesak. Benih menjadi elemen cost produksi paling besar menurut dia selalu diusahakan didesak harga nya. Akhir 2017 lantas harga benih sampai Rp60.000-70.000/kg. Sesaat produktivitas rata-rata baru 8-9 ton per ha.
"Jika kita dapat tekan harga benih jadi Rp30.000 lantas produktivitas dinaikkan dari jadi 10 ton/ha, jadi cost produksi dapat kita efisienkan jadi cuma seputar Rp7.000/kg. Di harga itu kita dapat lebih bersaing nanti," jelas Prihasto.
Prihasto menjelaskan, masalah penting dalam usaha menghidupkan kembali bawang putih nasional ialah tersedianya benih serta melatih dan berikan motivasi kembali petani yang telah lama tidak menanam bawang putih kembali. Dari bagian tersedianya tempat, tegas ia, Indonesia masih tetap begitu mungkin.
"Kekuatan sumberdaya tempat yang pas untuk bawang putih sesaat teridentifikasi lebih dari 725.000 ha yang menyebar di 51 Kabupaten. Untuk sampai swasembada perlu area 78.000 ha sampai tahun 2021," katanya.
Baca juga: Akreditasi Prodi UNILA
Berkaitan kekurangan benih, Anton menyebutkan Kementerian Pertanian sudah lakukan beberapa usaha percepatan penyediaan benih. Menteri Pertanian Amran Sulaiman sudah menerjunkan team ke beberapa negara seperti China, Taiwan, India serta Mesir untuk mencari benih yang dapat ditanam di Indonesia. Tidak hanya memaksimalkan produksi benih lokal, Kementan ikut mengijinkan pemakaian benih import asal Taiwan varietas GBL yang sudah ditest pas ditanam di Indonesia.
Prihasto ikut ajak perguruan tinggi serta instansi riset pertanian untuk dapat membuahkan tehnologi budidaya bawang putih yang berkapasitas saing. "Kenyataannya, hasil penanaman varietas Tawangmangu Baru (TMB) yang ditanam di Tawangmangu Karanganyar dengan perawatan intens dapat membuahkan bawang putih dengan produktivitas 26 ton/ha. Rata-rata di petani Tawangmangu dapat 16-18 ton/ha," katanya.
No comments:
Post a Comment